Rabu, 03 Maret 2010

Membuat Kesan Pertama

Banyak orang tahu kalimat "kesan pertama" begitu menggoda. Kalimat ini sering dipakai di berbagai iklan tv, radio atau media cetak dari suatu produk. Pada umumnya orang akan memperhatikan penampilan prima saat bertemu dengan orang lain untuk menunjukkan "kesan pertama" yang baik.

Saat wawancara kerja, bertemu klien, kencan pertama maupun makan malam dengan calon mertua, semua orang tentunya ingin menampilkan kesan pertama yang sempurna. Seorang wanita pasti akan berdandan sebaik-baiknya, rambut tertata apik bahkan aroma wangi selalu melekat. Apakah hal ini cukup untuk kesan pertama yang baik?

Sayangnya hal tersebut tidaklah cukup. Mungkin seseorang cukup hebat, cantik, dan itu cukup bagus. Kadang-kadang penampilan seseorang dapat merusak pandangan pertama karena langkah dan gaya bicara seseorang. Jadi bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan ini dan menciptakan kesan yang benar pada pandangan pertama?

Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan kontak mata dengan orang yang ditemui dan pertahankan selama lebih dari sedetik. Kemudian tersenyum. Kontak mata dan tersenyum akan mencairkan suasana dan menciptakan suasana menyenangkan.

Jika terjadi suatu masalah sebelum bertemu dengan seseorang dan membuat suasana hati yang tidak menyenangkan, jangan pernah diperlihatkan. Hal ini akan membuat lawan bicara akan berpikir yang tidak bagus. Berusaha untuk berpura-pura suasana hati sedang baik. Nanti tidak perlu berpura-pura suasana hati sedang baik dan mulai percaya bahwa semuanya akan berakhir dengan baik.

Seandainya merasa gugup dengan pertemuan ini, coba sembunyikan perasaan gugup dan nervous. Jika merasa tidak dapat membuat percakapan yang baik, biarkanlah orang lain yang berbicara tentang dirinya. Juga bicaralah secara pelan, orang yang gugup cenderung berbicara secara cepat dan banyak menceritakan tentang dirinya. Batasi diri untuk membiarkan orng lain yang bicara.

Setelah perbincangan menjadi, biarkan orang tersebut berbicara lebih banyak tentang dirinya. Tanggapi pembicaraan dengan tulus dan menjaga bahasa tubuh yang sesuai dengan apa yang dikatakan, atau jangan pernah menampakkan wajah yang bosan dan tidak benar-benar mendengarkan apa yang dibicarakan. Pujilah lawan bicara dengan tulus tapi jangan berlebihan.

dari berbagai sumber